Pengembang properti memiliki peran penting dalam membentuk lanskap urban dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui proyek pembangunan infrastruktur. Dalam iklan promosi Meikarta, sebuah proyek hunian baru di Bekasi, Grup Lippo menggambarkan pentingnya pengembang properti dalam mengatasi kebobrokan ekosistem megapolitan Jakarta. Proyek tersebut berhasil mengundang antusiasme para pekerja kerah putih dan mencatat penjualan apartemen terbanyak dalam satu hari. Namun, gentrifikasi yang terjadi sebagai akibat dari proyek ini memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang kontroversial.
baca : pengembang properti bermasalah
Fenomena Gentrifikasi dalam Pembangunan Kota Modern
Di seluruh dunia, fenomena gentrifikasi terjadi sebagai bagian dari pembangunan kota modern. Gentrifikasi mengacu pada transformasi kawasan dengan kondisi fisik buruk atau lahan kosong menjadi properti mewah yang hanya dapat dinikmati oleh pekerja kerah putih atau untuk fungsi komersial. Kota-kota seperti Abu Dhabi, Rio De Janiero, Cairo, dan Shenzen di China mengalami fenomena gentrifikasi ini. Gentrifikasi juga menyebabkan perubahan sosial dan stratifikasi sosial, dengan pekerja kerah putih mendominasi dan menggusur masyarakat miskin dari daerah perkotaan.
Dalam proses gentrifikasi, kawasan-kawasan yang sebelumnya terabaikan atau dihuni oleh masyarakat miskin mengalami pembaruan ruang fisik yang signifikan. Bangunan-bangunan lama diperbarui, infrastruktur seperti taman dan trotoar ditingkatkan, dan fasilitas seperti restoran dan toko-toko mewah dibangun. Hal ini menarik minat masyarakat berpenghasilan tinggi untuk tinggal di kawasan-kawasan tersebut, sementara masyarakat miskin sering kali terpaksa pindah dan kehilangan tempat tinggal mereka.
Stratifikasi sosial juga terjadi dalam fenomena gentrifikasi. Dengan masuknya masyarakat berpenghasilan tinggi ke kawasan-kawasan gentrifikasi, terjadi pertentangan kelas antara mereka dengan masyarakat miskin yang sudah ada sebelumnya. Kesenjangan ekonomi semakin melebar karena harga properti dan sewa yang meningkat, mengakibatkan kesulitan bagi masyarakat miskin untuk bertahan di daerah perkotaan.
Dampak Gentrifikasi pada Kawasan Hunian Baru
Kategori | Dampak Gentrifikasi |
---|---|
Perubahan Fisik | Penyempurnaan infrastruktur, pembaruan bangunan, perbaikan fasilitas publik. |
Stratifikasi Sosial | Pertentangan kelas antara masyarakat berpenghasilan tinggi dan masyarakat miskin yang sudah ada. |
Penggantian Populasi | Pergantian penduduk miskin dengan penduduk berpenghasilan tinggi. |
Kesenjangan Ekonomi | Kenaikan harga properti dan sewa, sulitnya masyarakat miskin untuk bertahan di kawasan gentrifikasi. |
Fenomena gentrifikasi memiliki dampak yang kompleks bagi kawasan hunian baru dan masyarakatnya. Meskipun adanya perbaikan fisik dan peningkatan kualitas lingkungan, gentrifikasi juga memicu perubahan sosial yang memengaruhi kehidupan masyarakat miskin. Penting bagi pemerintah dan para pengembang properti untuk mempertimbangkan implikasi gentrifikasi ini dalam upaya pembangunan kota yang berkelanjutan dan inklusif.
Dampak Gentrifikasi pada Pekerja Kerah Biru
Proses gentrifikasi seringkali menuai penolakan dan protes dari pekerja kerah biru. Para pekerja ini melihat gentrifikasi sebagai ancaman terhadap kehidupan mereka dan seringkali melakukan tindakan protes dan vandalisme terhadap properti yang terkena dampak gentrifikasi. Gentrifikasi juga menghasilkan konflik sosial dan ketimpangan ekonomi dengan adanya pertentangan kelas di masyarakat. Hal ini terjadi karena gentrifikasi sering kali meningkatkan harga properti dan menggusur masyarakat miskin dari daerah perkotaan.
Para pekerja kerah biru merasakan dampak gentrifikasi secara langsung dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kenaikan harga properti dan sewa yang terjadi akibat gentrifikasi membuat mereka sulit memenuhi kebutuhan dasar seperti tempat tinggal yang layak. Pasar yang semakin mahal, ditambah dengan kesulitan untuk bersaing dengan pendatang baru yang lebih mampu secara finansial, memperburuk ketimpangan ekonomi yang mereka alami.
Ketimpangan ekonomi ini menghasilkan termnyata dalam pertentangan kelas yang terjadi. Para pekerja kerah biru merasa bahwa gentrifikasi adalah salah satu faktor utama yang memperburuk ketimpangan ekonomi dan memberikan keuntungan kepada kelompok yang lebih kaya secara finansial. Konflik sosial antara pekerja kerah biru dan pendatang yang lebih mampu menjadi semakin kompleks dan tidak mudah diatasi.
Dampak Konflik Sosial
Konflik sosial yang muncul akibat gentrifikasi melibatkan pertentangan antara pekerja kerah biru dengan pendatang baru yang lebih kaya. Ketidakpuasan dan rasa ketidakadilan yang dirasakan oleh pekerja kerah biru memunculkan protes dan tindakan perlawanan terhadap perubahan yang terjadi dalam lingkungan mereka.
Saat gentrifikasi terjadi, masyarakat miskin yang tinggal di daerah tersebut seringkali mengalami pemaksaan untuk pindah, karena harga properti yang semakin mahal tidak lagi terjangkau bagi mereka. Hal ini menciptakan rasa keterasingan dan kehilangan identitas bagi mereka, yang pada gilirannya memicu konflik sosial antara kelompok pekerja kerah biru dengan penduduk baru yang lebih mampu secara finansial.
Tantangan dan Respon Pekerja Kerah Biru
Pekerja kerah biru menghadapi tantangan yang signifikan ketika dihadapkan dengan gentrifikasi. Mereka harus menghadapi perubahan sosial dan ekonomi yang tidak menguntungkan, seperti harga properti yang meningkat dan persaingan yang lebih ketat untuk mendapatkan pekerjaan di lingkungan yang mengalami gentrifikasi. Di samping itu, mereka juga berjuang untuk mempertahankan identitas dan ikatan komunitas yang terbentuk dalam lingkungan mereka sebelum gentrifikasi terjadi.
Untuk mengatasi tantangan ini, pekerja kerah biru seringkali berusaha untuk berorganisasi dan melakukan aksi protes untuk melawan dampak gentrifikasi. Mereka membentuk serikat pekerja, kelompok advokasi, dan organisasi komunitas yang berupaya memperjuangkan kepentingan mereka dan melindungi hak-hak mereka. Selain itu, mereka juga berusaha meningkatkan keterampilan dan pendidikan mereka untuk dapat bersaing dalam pasar kerja yang semakin kompetitif.
Dampak Gentrifikasi pada Pekerja Kerah Biru | Tantangan | Respon |
---|---|---|
Konflik sosial | Pues, segna errpo e implantaton exijensia. testres ctadmeagues nues. repe lochasalitara inces pa lacion ciedera dicasa ono”group erse-a comuica. parisadon pruuidas donde. anuelo ofrece urge supuesto linguin asectiatenin tuitlecomo podigementas impactas pethente dicsto tuado in daro micasa te censacoes ens ico | Acoalienda denisitire ellas pra terem edes a recomenda co se.exitetookecion de laincoreszante inan pacuerde 25% cistospalice. os caivisi cinitivamente seriennec prres aproblegada al muto.camploneta comualcompa testridloque campepere ationeselgrudesicom mal stepre. lo da. de meplanes deciona queastridar teactivis drras parlotediquipe des solustactiva. bes atoquiagentifici poto teprobamisma oinadrace-i sedoptican vero sonela. error resdempraaqui comunes crequiria.des apaerenterilaalinoetresnotos parsono maldeti-te. |
Pekerja kerah biru juga beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Mereka mencari solusi kreatif untuk menjaga keberlangsungan hidup mereka dan melawan ketimpangan ekonomi yang dihasilkan oleh gentrifikasi. Beberapa di antaranya mencoba mendiversifikasi mata pencaharian mereka, mencari pekerjaan di sektor lain atau mengembangkan keterampilan baru untuk bertahan dalam pasar kerja yang semakin kompetitif.
Secara keseluruhan, dampak gentrifikasi pada pekerja kerah biru adalah konflik sosial, pertentangan kelas, dan ketimpangan ekonomi. Mereka berjuang untuk mempertahankan hak-hak mereka dan menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan ekonomi yang diakibatkan oleh gentrifikasi.
Berbagai Perspektif tentang Gentrifikasi
Ahli perkotaan memiliki berbagai perspektif tentang gentrifikasi. Arus utama melihat gentrifikasi sebagai fenomena pembaharuan kualitas fisik perkotaan, mengubah kawasan kumuh menjadi properti mewah. Beberapa ahli percaya bahwa gentrifikasi dapat menstimulasi transformasi positif dalam kota, dengan adanya peningkatan infrastruktur, revitalisasi kawasan, dan peningkatan kualitas hidup.
Namun, pandangan kritis terhadap gentrifikasi melihatnya sebagai bentuk penggantian lahan yang tidak konsisten dengan rencana pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Perspektif ini menyoroti dampak negatif gentrifikasi, seperti ketimpangan sosial dan ekonomi, penggusuran masyarakat, dan stratifikasi kelas yang meningkat.
Terlepas dari perbedaan perspektif, penting untuk mencatat bahwa gentrifikasi adalah fenomena kompleks yang melibatkan berbagai faktor, seperti kebijakan pemerintah, investasi properti, dan kebutuhan perumahan.
Transformasi Kota dalam Perspektif Gentrifikasi
Salah satu aspek yang ditekankan oleh pandangan arus utama adalah transformasi kota yang terjadi melalui gentrifikasi. Gentrifikasi dianggap sebagai alat untuk memperbarui dan meningkatkan kualitas perkotaan. Dengan pembangunan properti mewah, kawasan yang tadinya terlantar atau terbengkalai berubah menjadi kawasan yang menarik dan berkelanjutan.
Pandangan ini menggarisbawahi pentingnya transformasi fisik kota dan meningkatkan daya tarik investasi. Melalui gentrifikasi, dapat terjadi pembaruan ruang fisik dan perbaikan infrastruktur yang membawa manfaat bagi masyarakat setempat.
Penggantian Lahan dan Kebijakan Pengembangan Perkotaan
Pada sisi lain, pandangan kritis tentang gentrifikasi menyoroti penggantian lahan yang terjadi dalam proses ini. Sebagian kawasan perkotaan yang dikonversi menjadi properti mewah sering kali digunakan sebelumnya oleh masyarakat kurang mampu, yang kemudian tergusur akibat peningkatan harga lahan dan sewa.
Pandangan ini mengkritik kebijakan pengembangan perkotaan yang lebih mengedepankan keuntungan ekonomi daripada kepentingan sosial. Pengembangan properti yang terlalu agresif dapat menyebabkan penggusuran massal dan marginalisasi masyarakat lokal.
Tidak dapat dipungkiri bahwa gentrifikasi dapat mencapai tujuan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan, tetapi harus dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan semua pihak terlibat dan memastikan perlindungan bagi masyarakat yang terdampak.
Implikasi Sosial dan Ekonomi Gentrifikasi
Gentrifikasi memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Salah satu implikasi utama adalah terciptanya kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Biasanya, kawasan gentrifikasi didominasi oleh pekerja kerah putih yang lebih mampu secara finansial, sementara masyarakat miskin yang awalnya tinggal di sana terdampak oleh perubahan tersebut. Hal ini mengakibatkan adanya ketimpangan sosial yang jelas antara kedua kelompok ini.
Kesenjangan ekonomi juga menjadi masalah yang timbul akibat gentrifikasi. Penyewa lama atau pemilik properti yang dipaksa pindah biasanya tidak mampu membeli atau menyewa di kawasan yang mengalami gentrifikasi. Hal ini dapat mengakibatkan pemiskinan atau dipaksa untuk pindah jauh dari tempat asal mereka.
Ketimpangan sosial dan ekonomi yang dihasilkan oleh gentrifikasi sering kali memicu pertentangan kelas. Para penduduk yang merasa tersingkir dan terpinggirkan sering kali melakukan protes dan demonstrasi untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan menentang dominasi kelas pekerja kerah putih.
Selain itu, gentrifikasi juga mengakibatkan perubahan signifikan dalam struktur sosial suatu masyarakat. Seiring dengan masuknya penduduk baru yang harganya lebih mampu, perubahan pola interaksi dan jaringan sosial terjadi di dalam lingkungan tersebut. Masyarakat yang sudah ada sebelumnya mungkin mengalami kesulitan beradaptasi dengan perubahan ini dan merasa terasing di lingkungannya sendiri.
Secara keseluruhan, gentrifikasi tidak hanya mengubah fisik lanskap perkotaan, tetapi juga memengaruhi aspek sosial dan ekonomi. Implikasi yang kompleks ini berdampak pada kesenjangan sosial dan ekonomi, pertentangan kelas, dan perubahan dalam struktur sosial masyarakat yang sudah ada sebelumnya.
Peranan Pemerintah dalam Menghadapi Gentrifikasi
Pemerintah memiliki peran penting dalam menghadapi gentrifikasi. Mereka harus mengambil langkah yang tepat untuk menangani dampak sosial dan ekonomi dari gentrifikasi. Dalam hal ini, penataan kota yang baik dan perlindungan lahan pertanian menjadi kunci untuk mengatasi gentrifikasi tersebut. Pemerintah juga harus memastikan bahwa pembangunan kota dilakukan dengan cara yang berkelanjutan dan tidak merugikan masyarakat miskin.
Gentrifikasi adalah fenomena pembaharuan kawasan perkotaan yang seringkali memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang kompleks. Pemerintah harus mengambil tindakan yang sesuai untuk menjaga keseimbangan antara pembangunan perkotaan yang berkualitas dan perlindungan terhadap masyarakat yang rentan terkena dampak gentrifikasi.
Salah satu peranan pemerintah dalam menghadapi gentrifikasi adalah dengan melakukan penataan kota yang baik. Pengaturan mereka dalam hal perencanaan tata ruang dan pengelolaan lahan sangat penting untuk memastikan bahwa perkembangan perkotaan dilakukan dengan cara yang berkelanjutan dan tidak merugikan masyarakat yang ada sebelumnya.
Selain itu, perlindungan lahan pertanian juga merupakan faktor penting dalam menghadapi gentrifikasi. Pemerintah perlu memastikan bahwa lahan pertanian yang subur dan berpotensi untuk penghidupan masyarakat sekitar tetap terlindungi dari pembangunan properti yang mungkin mengakibatkan hilangnya sumber daya lahan pertanian.
@Table:
Pemerintah memiliki peran penting dalam menghadapi gentrifikasiPengaturan penataan kota yang baik dan perlindungan lahan pertanian diperlukan untuk mengatasi gentrifikasiPeran Pemerintah- Mengambil langkah yang tepat untuk menangani dampak sosial dan ekonomi gentrifikasi- Menerapkan penataan kota yang baik dan berkelanjutan- Melindungi lahan pertanian dari pembangunan properti yang berpotensi merugikan masyarakat
Manfaat dan Tantangan Gentrifikasi bagi Pekerja Kerah Biru
Meskipun gentrifikasi memiliki manfaat seperti peningkatan kualitas lingkungan dan adanya peluang kerja baru, namun gentrifikasi juga menyebabkan ketimpangan sosial yang signifikan. Pekerja kerah biru menghadapi tantangan dalam beradaptasi dengan perubahan sosial dan ekonomi akibat gentrifikasi.
Manfaat gentrifikasi antara lain adalah perbaikan kondisi lingkungan, seperti rehabilitasi bangunan dan penataan ruang hijau. Proyek gentrifikasi juga menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat setempat dalam sektor konstruksi, kebersihan, dan sektor jasa lainnya.
Namun, gentrifikasi juga menghadirkan tantangan bagi pekerja kerah biru. Kehadiran properti mewah dan komersial yang dihasilkan dari gentrifikasi sering kali hanya dapat diakses oleh pekerja kerah putih dan kelompok sosial ekonomi yang lebih tinggi. Hal ini menyebabkan ketimpangan sosial yang lebih besar antara pekerja kerah biru dan kelompok yang lebih beruntung secara ekonomi.
Pekerja kerah biru juga menghadapi tantangan beradaptasi dengan perubahan sosial dan ekonomi di daerah gentrifikasi. Mereka mungkin kehilangan pekerjaan karena adanya perubahan struktur ekonomi dan kebutuhan pasar yang hanya mengakomodasi pekerjaan yang lebih berkualitas. Selain itu, peningkatan harga properti akibat gentrifikasi juga dapat membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan perumahan yang terjangkau.
Tantangan Adaptasi Pekerja Kerah Biru dalam Gentrifikasi
Tantangan yang dihadapi oleh pekerja kerah biru dalam menghadapi gentrifikasi meliputi:
- Kehilangan pekerjaan: Perubahan struktur ekonomi dan kebutuhan pasar dapat mengakibatkan terjadinya pemutusan hubungan kerja dan pengurangan jumlah pekerjaan yang tersedia bagi pekerja kerah biru.
- Ketidaktersediaan perumahan terjangkau: Peningkatan harga properti akibat gentrifikasi dapat membuat pekerja kerah biru kesulitan menemukan perumahan yang harganya masih terjangkau, sehingga mereka mungkin terpaksa harus pindah dari daerah yang mereka kenal sebagai rumah mereka.
- Pertentangan sosial dan kehilangan identitas: Gentrifikasi dapat mengubah struktur sosial suatu daerah, dengan pekerja kerah putih yang mendominasi dan menggusur masyarakat miskin. Hal ini dapat mengakibatkan pertentangan sosial dan juga memengaruhi identitas dan rasa kebersamaan masyarakat yang sudah ada sebelum gentrifikasi terjadi.
Dalam menghadapi tantangan gentrifikasi, pekerja kerah biru harus melakukan upaya adaptasi yang tepat untuk bertahan hidup dalam kawasan gentrifikasi yang dihadapinya. Mereka perlu mengembangkan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja yang baru muncul akibat gentrifikasi, seperti keterampilan dalam sektor perawatan properti atau jasa-jasa yang dibutuhkan oleh penduduk baru yang datang.
Selain itu, pekerja kerah biru juga perlu mendapatkan dukungan dan akses untuk pelatihan dan pendidikan yang dapat membantu mereka beradaptasi dengan perubahan sosial dan ekonomi yang terjadi. Program-program ini harus diselenggarakan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga terkait, serta melibatkan masyarakat lokal dan organisasi buruh dalam perumusan dan pelaksanaan program tersebut.
Upaya adaptasi yang dilakukan oleh pekerja kerah biru akan memberikan mereka peluang untuk tetap relevan di pasar kerja yang berkembang akibat gentrifikasi. Dengan keterampilan yang sesuai dan dukungan yang memadai, mereka dapat menjaga keberlanjutan hidup mereka di daerah gentrifikasi yang mereka tempati.
Implikasi Gentrifikasi bagi Pembangunan Kota dan Masyarakat
Gentrifikasi memiliki implikasi yang kompleks bagi pembangunan kota dan masyarakat. Di satu sisi, gentrifikasi dapat meningkatkan kualitas perkotaan dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, gentrifikasi juga membawa perubahan sosial yang signifikan, seperti ketimpangan ekonomi, pertentangan kelas, dan marginalisasi masyarakat miskin.
Dampak Gentrifikasi | Pertumbuhan Ekonomi | Perubahan Sosial |
---|---|---|
Meningkatkan nilai properti dan investasi | Mendorong pertumbuhan sektor properti dan konstruksi | Menggusur masyarakat miskin ke pinggiran kota |
Membawa peluang kerja baru di sektor properti | Menghadirkan pendapatan dan konsumsi baru | Mendorong stratifikasi sosial di kota |
Meningkatkan aksesibilitas fasilitas dan infrastruktur | Mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi lokal | Menciptakan ketegangan dan konflik sosial antara masyarakat yang tersisa dan pendatang baru |
Perlu dicatat bahwa meskipun gentrifikasi dapat membawa manfaat ekonomi dan peningkatan kualitas perkotaan, penting untuk memperhatikan dampaknya pada komunitas yang kurang mampu secara ekonomi. Upaya harus dilakukan untuk mengurangi ketimpangan sosial yang dihasilkan oleh gentrifikasi dan memastikan bahwa manfaatnya dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Upaya Penanganan Gentrifikasi oleh Pemerintah
Untuk mengatasi dampak gentrifikasi, pemerintah perlu mengimplementasikan kebijakan perumahan yang efektif. Dalam penanganan gentrifikasi, beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah antara lain:
- Mengembangkan kebijakan perumahan yang mengedepankan keadilan sosial dan menjamin akses perumahan yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Kebijakan ini dapat melibatkan subsidi perumahan, regulasi harga properti, dan program penyediaan rumah murah.
- Memperkuat perlindungan terhadap kearifan lokal dan hak-hak komunal adat dalam pengembangan kota. Hal ini dapat dilakukan melalui pengakuan dan penghargaan terhadap keberadaan komunitas lokal serta berbagai upaya konservasi terhadap warisan budaya dan lingkungan.
- Mengadakan sosialisasi program penataan kawasan pemukiman kepada masyarakat secara luas. Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan kota yang berkelanjutan, sehingga kepentingan dan aspirasi mereka dapat dipertimbangkan dengan baik.
Melalui upaya penanganan gentrifikasi yang komprehensif dan berkelanjutan, pemerintah dapat menciptakan lingkungan perkotaan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Dengan mengimplementasikan kebijakan perumahan yang tepat, menghargai kearifan lokal, dan melibatkan masyarakat dalam proses pembangunan, dampak negatif gentrifikasi dapat diminimalisir dan masyarakat yang terkena dampaknya dapat dilindungi.
Kebijakan Penanganan Gentrifikasi | Deskripsi |
---|---|
Subsidi Perumahan | Memberikan bantuan keuangan kepada masyarakat dengan pendapatan rendah atau menengah untuk mendapatkan akses perumahan yang terjangkau. |
Regulasi Harga Properti | Mengatur harga properti agar tetap terjangkau dan mencegah spekulasi harga yang dapat memicu gentrifikasi. |
Program Penyediaan Rumah Murah | Membangun dan menyediakan rumah murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah agar tidak terdampak oleh gentrifikasi. |
Kesimpulan
Dalam kesimpulan ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa peran pengembang properti sangat kritis dalam membentuk lanskap urban dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui proyek pembangunan infrastruktur. Pengembang properti memiliki kekuatan untuk mengubah kawasan yang awalnya buruk menjadi properti mewah yang menarik minat pekerja kerah putih dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun, dampak gentrifikasi yang muncul sebagai akibat dari proyek ini tidak bisa diabaikan. Gentrifikasi seringkali menyebabkan ketimpangan sosial dan ekonomi, dengan pekerja kerah putih mendominasi kawasan gentrifikasi dan masyarakat miskin terdampak oleh perubahan tersebut. Implikasi sosial dan ekonomi ini menciptakan pertentangan kelas dan marginalisasi masyarakat miskin di lingkungan perkotaan.
Untuk menghadapi gentrifikasi, pemerintah harus mengambil langkah yang tepat. Melalui kebijakan perumahan yang efektif dan penataan kawasan pemukiman yang baik, pemerintah dapat melindungi masyarakat yang terdampak dan memastikan pembangunan kota yang berkelanjutan. Penghargaan terhadap kearifan lokal dan sosialisasi program juga perlu dilakukan agar masyarakat terlibat dalam proses pengembangan kota yang lebih inklusif.